Categories
Photography article

“Pemotretan Model Menggunakan Satu Lampu Flash (Off-Camera Flash) dengan Setting Otomatis”

Seorang model berpose di luar ruangan saat golden hour, disinari satu lampu flash off-camera dari samping kanan, menciptakan pencahayaan dramatis dengan latar belakang hangat dan lembut. Foto oleh DeskyArt Photography.

🧠 Tujuan Pembelajaran

  • Mahasiswa memahami penggunaan satu lampu flash off-camera dalam pemotretan model.

  • Mahasiswa dapat mengatur exposure antara ambient light dan flash dengan metode perbandingan rasio.

  • Mahasiswa mampu mengarahkan model untuk mendapatkan ekspresi dan pose yang menarik.


🧰 Peralatan yang Digunakan

  1. Kamera DSLR/Mirrorless

  2. Flash eksternal yang mendukung TTL (Through The Lens) dan wireless trigger

  3. Trigger wireless (bisa built-in atau eksternal)

  4. Light stand + modifier (softbox / umbrella)

  5. Model sebagai subjek

  6. Reflektor (opsional)


📸 1. Pengenalan Flash Off-Camera (OFC)

Apa itu OFC?

  • Teknik menggunakan flash yang tidak terpasang di atas kamera, tapi diatur secara terpisah.

  • Membuka peluang pencahayaan yang lebih kreatif dan dramatis dibanding on-camera flash.

Keuntungan OFC:

  • Kontrol arah cahaya lebih fleksibel

  • Hasil lebih alami atau dramatis tergantung setup

  • Dapat digunakan dengan light modifier


⚙️ 2. Pengaturan Flash Otomatis (TTL Wireless Communication)

TTL (Through The Lens):

  • Flash membaca cahaya yang masuk melalui lensa dan mengatur output flash secara otomatis.

Langkah Setting:

  1. Pasang flash di light stand + modifier

  2. Aktifkan TTL mode di flash dan kamera

  3. Pastikan channel & grup flash cocok antara trigger dan receiver

  4. Gunakan mode kamera Aperture Priority (A/Av) atau Manual

Tips: Awali dengan TTL, lalu fine-tune dengan Flash Exposure Compensation (+/- EV) di kamera atau flash.


🌗 3. Memadukan Ambient Light dan Flash Light

Konsep Penting:

  • Kita ingin menyeimbangkan cahaya natural (ambient) dengan flash untuk mood tertentu.

Metode Perbandingan Cahaya:

  1. Ratio 1:1 (Low Contrast)

    • Flash dan ambient memiliki kekuatan setara

    • Hasil: Natural dan seimbang, cocok untuk outdoor di sore hari.

  2. Ratio 1:3 atau 1:4 (Medium Contrast)

    • Flash 2-3x lebih kuat dari ambient

    • Hasil: Subjek lebih menonjol, background tetap terlihat namun tidak dominan.

  3. High Contrast (Ratio 1:6 atau lebih)

    • Flash sangat dominan, ambient hampir gelap

    • Hasil: Dramatis, cinematic, cocok untuk studio atau malam hari.

Cara Menentukan Ratio:

  • Gunakan histogram atau LCD preview.

  • Kurangi atau tambahkan EV exposure kamera untuk mengatur ambient.

  • Biarkan TTL mengatur flash secara otomatis.

  • Gunakan Flash Exposure Compensation jika perlu.


💃 4. Teknik Pengarahan Model (Posing & Expression)

A. Komunikasi Efektif

  • Bangun kepercayaan model

  • Berikan arahan jelas, tidak multitafsir

B. Posing Dasar

  • Triangle Pose: Lengan membentuk sudut

  • S-curve untuk pose feminin

  • Strong jawline dengan posisi kepala sedikit dimiringkan ke arah cahaya

C. Gunakan Cahaya untuk Membentuk Mood

  • Cahaya dari samping → dimensi & dramatis

  • Cahaya 45 derajat → flattering light untuk wajah

  • Cahaya high-angle (butterfly lighting) → cocok untuk beauty shot


📖 Studi Kasus (Latihan Kelas)

Tema: Editorial Fashion Outdoor
Lokasi: Taman dengan sinar matahari menjelang sore
Setup:

  • Kamera di mode Manual (Shutter 1/200, ISO 100, f/2.8)

  • Flash TTL on stand dengan softbox

  • Ambient light underexpose -1EV, Flash compensasi +1EV

Tugas Mahasiswa:

  • Buat 3 foto dengan rasio:

    1. 1:1 – natural light feel

    2. 1:3 – subjek dominan

    3. 1:6 – dramatis


📌 Tips Tambahan

  • Gunakan softbox/umbrella untuk cahaya lembut

  • Perhatikan catchlight di mata model

  • Jaga shadow tidak terlalu harsh kecuali diinginkan

  • Jangan ragu review hasil di LCD dan evaluasi


📋 Penugasan

  1. Praktik Mandiri:
    Buat 5 foto model menggunakan 1 flash TTL off-camera dengan 3 rasio pencahayaan yang berbeda (1:1, 1:3, dan high contrast).

  2. Refleksi Diri:
    Tulis catatan teknis dan artistik dari hasil pemotretan.


 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *